Ini contoh Apresiasi Sastra Novel Indonesia yang saya dan teman saya buat ketika di kelas 2 SMA.
APRESIASI SASTRA NOVEL INDONESIA
Dua Pasang
Mata
Karya
Alexandra Leirissa Yunadi
Disusun oleh:
1.
Riyan
Wenas (11)
2.
Vladimir
Kashira Roygusli (21)
Jakarta, April 2010
--------------------------------------------------------------------------------------------
KATA PENGANTAR
Puji
syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya sehingga apresiasi terhadap novel Indonesia ini berhasil
diselesaikan. Tanpa bantuan Dia mungkin kami tidak dapat menyelesaikan dengan
baik.
Novel
pada hakikatnya adalah sebuah karya fiksi prosa yang tertulis, naratif, dan
biasanya dalam bentuk cerita. Di Indonesia, novel telah dikenal cukup lama.
Namun pada mulanya novel di Indonesia masih sangat sedikit dan hanya berfungsi
sebagai media hiburan. Seiring berjalannya waktu, terutama di zaman modern
sekarang ini, novel-novel Indonesia sudah sangat banyak. Isinya menarik dan
beragam. Menawarkan berbagai persoalan yang bisa ditemui dalam kehidupan
sehari-hari. Dan sekarang novel tidak hanya menjadi sarana hiburan melainkan
sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan.
Melalui
sebuah apresiasi sastra, kita dapat lebih mengenal dan memahami isi dari sebuah
novel. Karena di dalam apresiasi sastra, terpapar unsur intrinsik, unsur
ekstrinsik, serta kesimpulan dan saran. Kami memilih novel berjudul “Dua Pasang
Mata” karya Alexandra Leirissa Yunadi sebagai acuan dalam pembuatan sebuah
apresiasi sastra. Menurut kami, novel bergenre teenlit ini menarik dan dapat
dijadikan sarana pembelajaran.
Kami
menyadari bahwa apresiasi sastra novel Indonesia ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun
untuk lebih menyempurnakan apresiasi terhadap novel Indonesia ini. Akhir kata
penyusun ucapkan selamat membaca dan semoga apresiasi terhadap novel Indonesia
ini bermanfaat.
Jakarta, April 2010
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul..................................................................................... i
Kata Pengantar.................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................. iii
Sinopsis Novel..................................................................................... 1
Unsur Intrinsik..................................................................................... 2
Tema............................................................................................ 2
Alur.............................................................................................. 2
Penokohan................................................................................... 3
Latar............................................................................................ 10
Sudut Pandang............................................................................. 15
Unsur Ekstrinsik................................................................................... 16
Penutup.............................................................................................. 17
SINOPSIS
Tujuh tahun yang lalu di Bandung,
kecelakaan mobil terjadi. Gara-gara iseng memainkan setir mobil dan pedal gas,
Ralphie Devorian Arras melakukan kesalahan terbesar dalam hidupnya. Dia
merenggut nyawa Viora, adik bungsunya, dan merampas penglihatan Theola Deviria
Arras, adik tersayangnya.
Sejak saat itu Theola membenci
kakaknya. Dia menganggap Ralphie telah merampas tiga hal terpenting dalam
hidupnya: sepasang mata untuk melihat keindahan dunia, seorang adik yang paling
manis, dan kepercayaannya akan kasih sayang seorang kakak. Ralphie yang merasa
sangat bersalah memutuskan pergi dari rumah dan tak pernah kembali lagi.
Kini, Ralphie dan Theola bertemu
kembali. Dalam keadaaan tidak saling mengenal. Karena Ralphie menyamar sebagai
Rabel, berandalan yang selalu membuat onar.
Sesaat Rabel bahagia dengan
identitas barunya, sebab kini dia bisa melindungi Theola dan menebus
kesalahannya. Tapi kebahagiaan itu ternyata tak berlangsung lama. Sebab Theola
yang tak pernah tahu siapa Rabel sebenarnya mulai jatuh cinta kepada Rabel.
Di hari ulang tahun mama Rabel dan
Theola, Rabel bertemu dengan mamanya. Di sana ia meminta suatu permohonan yang
tidak mungkin. Rabel ingin menyumbangkan matanya untuk Theola. Tetapi pikiran
Rabel ini ditolak tegas oleh mamanya.
Ketika hari itu sudah berlalu,
Arizona, musuh terbesar Rabel datang menjemput Theola di rumahnya untuk pergi.
Tiba-tiba Rabel datang dengan keadaan mabuk. Ia menarik Theola masuk ke mobil
yang dibawanya. Di jalan, kejadian tujuh tahun itu terulang kembali. Kecelakaan
mobil terjadi. Rabel tidak mengalami luka serius namun Theola harus dioperasi.
Rabel yang merasa malu dan sangat
bersalah untuk kali kedua, memutuskan untuk mengalahkan kematian. Ia menelan
sepuluh butir obat tidur. Rabel pun meninggal karena overdosis. Tetapi sebelum
meninggal, Rabel sempat menulis surat yang isinya ingin mendonorkan matanya
kepada Theola apabila ia meninggal.
Theola memutuskan menerima hadiah
sepasang mata itu sebagai tanda sayang pada Rabel. Theola melakukan operasi dan
berhasil. Ia dapat melihat kembali. Tetapi Theola sadar bahwa pemberian itu
bukan hanya sepasang mata melainkan dua pasang mata. Sepasang mata untuk
melihat indahnya dunia yang warna-warni dan sepasang mata lagi untuk
mengizinkan hatinya kembali melihat dan mempercayai kebesaran kasih sayang
seorang kakak yang mungkin ada di dunia ini.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNSUR INTRINSIK
Tema : Pengorbanan dan kasih sayang
Alur
Pemaparan : Keisengan Ralphie menjalankan mobil menimbulkan kecelakaan
yang menyebabkan Viora meninggal dan mata Theola
buta.
Konflik 1 : Theola menjadi
sangat benci dengan kakaknya. Ia tak mau berhubungan lagi dengan Ralphie.
Klimaks 1 : Ralphie kabur dari rumah dan tak pernah bertemu Theola
lagi.
Leraian 1 : Raplhie dan Theola dipertemukan kembali oleh kedua sahabat
Theola. Ralphie yang masih merasa bersalah tidak mau Theola
mengenalinya.
Konflik 2 : Ralphie menyamar sebagai Rabel, teman kedua sahabat
Theola.
Konflik 3 : Rabel ingin
mendonorkan matanya kepada Theola sebagai tanda penebusan kesalahannya. Tetapi mamanya tidak
menyetujuinya.
Leraian 3 : Rabel
yang merasa tertekan meminum minuman keras sehingga mabuk.
Konflik 4 : Kejadian tujuh
tahun lalu terulang, Rabel dan Theola mengalami kecelakaan mobil karena Rabel sedang mabuk. Rabel tidak
mengalami luka serius sedang Theola harus dioperasi karena terjadi
pendarahan.
Klimaks 4 : Rabel putus asa. Ia bunuh diri dengan menelan 10 butir
obat tidur. Sebelumnya dia menulis surat yang isinya
ingin mendonorkan matanya kepada Theola jikalau dia meninggal.
Leraian 4 : Rabel meninggal. Theola menerima
pemberian sepasang mata dari Rabel.
Penyelesaian : Theola melakukan operasi dan berhasil. Ia dapat melihat lagi. Dan
cintanya jatuh di tangan Arizona.
Penokohan
1.
Ralphie
Devorian Arras (Rabel)
-
Baik
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Nakal
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Penyayang
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Pemalak
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Pengecut
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Playboy
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Keras
kepala
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Pemaki
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Bodoh
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Rela
berkorban
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
RABEL
2.
Theola
Deviria Arras
-
Periang
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Mudah
bergaul
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
“Theola,” sahut Theola tanpa
menyambut uluran tangan Arizona.
-
Tidak
mudah dipengaruhi
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Penurut
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Munafik
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
3.
Marva
-
Punk
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Setia
kawan
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Perhatian
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Keras
kepala
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Berani
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
4.
Adiel
-
Setia
kawan
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Perduli
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
5.
Arizona
-
Baik
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Cerdas
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Gombal
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Playboy
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Rela
berkorban
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Jujur
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
6.
Iren
-
Cemburuan
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Jahat
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Kejam
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
7.
Mama
Theola dan Ralphie
-
Perhatian
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Penyayang
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
8.
Papa
Theola dan Ralphie
-
Penyayang
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
-
Tegar
![*](file:///C:/DOCUME~1/RIYANW~1/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
Latar
No
|
Tempat
|
Waktu
|
Suasana
|
Alat
|
1
|
Di atas
panggung
|
Pagi
hari
|
Menjengkelkan,
menyedihkan
|
Pengeras
suara (mikrofon)
|
2
|
Di
dalam sedan perak
|
Sore
hari
|
Menyenangkan,
tenang, menegangkan
|
Game
boy, kemudi mobil, pedal gas, tongkat persneling
|
3
|
Di
dalam mobil berwarna hitam
|
Pagi
hari
|
Tenang,
gembira
|
Kacamata
hitam, tongkat
|
4
|
Di halaman
belakang sekolah
|
Pagi
hari
|
Menegangkan,
menakutkan
|
Uang
dua puluh ribu dan lima puluh ribu
|
5
|
Depan
kamar Rabel
|
Pagi
hari
|
Menjengkelkan
|
Mobil
berwarna biru
|
6
|
Di
dalam kafe
|
Sore
hari
|
Ramai,
menegangkan
|
Tongkat
|
7
|
Di
dalam taksi
|
Malam
hari
|
Gembira,
penuh kerinduan
|
Tongkat,
rokok
|
8
|
Di
dalam kamar Theola
|
Malam
hari
|
Menegangkan
|
Tongkat,
tempat tidur
|
9
|
Di
halaman depan sekolah
|
Pagi
hari
|
Ramai,
meriah
|
Tongkat
|
10
|
Di
gudang sekolah
|
Pagi
hari
|
Mencekam,
menegangkan
|
Tumpukan
kursi, tongkat
|
11
|
Di
dalam rumah
|
7 tahun
yang lalu, pagi hari
|
Menyedihkan,
mengharukan
|
Buku
harian
|
12
|
Di
dalam taksi
|
Siang
hari
|
Tenang,
membingungkan
|
Tongkat
|
13
|
Di
dalam kamar Marva
|
Siang
hari
|
Tenang,
menyedihkan
|
Tape
|
14
|
Di
pinggir jalan
|
Sore
hari
|
Panas,
ramai, membingungkan
|
Jam
tangan
|
15
|
Di
Hypermarket
|
Siang
hari
|
Ramai,
menyenangkan
|
Tongkat,
kue dorayaki, kereta dorong
|
16
|
Di dalam
rumah Theola
|
Sore
hari
|
Lucu,
membingungkan
|
Kue
dorayaki beraneka rasa
|
17
|
Di
dalam toko buku
|
Siang
hari
|
Menggembirakan
|
Buku
cerita
|
18
|
Di
depan toko buku
|
Siang
hari
|
Menjengkelkan
|
Kue
dorayaki, tongkat
|
19
|
Di
pinggir jalan
|
Siang
hari
|
Membingungkan
|
Tongkat
|
20
|
Di
rumah Theola
|
Sore
hari
|
Membingungkan
|
Buku
Braille
|
21
|
Aula
sekolah
|
Sore
hari
|
Membingungkan,
sunyi, hening
|
|
22
|
Di
kamar Theola
|
Malam
hari
|
Menegangkan,
menyedihkan
|
Tisu,
sofa, tempat tidur
|
23
|
Di
kamar Theola
|
Siang
hari
|
Menyenangkan
|
Tongkat,
bunga anggrek bulan
|
24
|
Di
gedung pertunjukkan
|
Siang
hari
|
Tenang,
menggembirakan
|
Tongkat
|
25
|
Di
halaman parkir gedung pertunjukkan
|
Sore
hari
|
Menegangkan,
mencekam, panik
|
Rokok,
tongkat, balok kayu
|
26
|
Di
kamar Rabel
|
Malam
hari
|
Panik,
membingunkan
|
Semangkuk
mi instan, pigura usang
|
27
|
Di
kamar Theola
|
Tengah
malam
|
Sunyi,
mengejutkan
|
Tempat
tidur
|
28
|
Di
kamar Rabel
|
Tengah
malam
|
Hening,
mencemaskan
|
Foto
Theola
|
29
|
Di
kamar Adiel
|
Siang
hari
|
Menyenangkan
|
Handphone
|
30
|
Di
depan rumah Adiel dan Marva
|
Sore
hari
|
Panik,
menegangkan, menakutkan
|
Tongkat
|
31
|
Di
kamar Theola
|
Siang
hari
|
Membingungkan
|
Buku
Braille
|
32
|
Di
depan kamar Rabel
|
Siang
hari
|
Membingungkan
|
Handphone
|
33
|
Di
kamar Marva
|
Sore
hari
|
Memalukan,
menjengkelkan, menyedihkan
|
Tape,
CD lagu
|
34
|
Di
halam rumah Adiel dan Marva
|
Sore
hari
|
Menyedihkan
|
Tongkat
|
35
|
Di
kamar Adiel
|
Malam
hari
|
Sunyi,
hening
|
Tempat
tidur
|
36
|
Di
kamar Rabel
|
Malam
hari
|
Kesal,
membingungkan
|
Tempat
tidur
|
37
|
Di
rumah sakit
|
Pagi
hari
|
Sepi,
membosankan
|
Piring,
tempat tidur
|
38
|
Di toko
souvenir
|
Siang
hari
|
Ramai,
menggembirakan
|
Patung
bebek
|
39
|
Di
pinggir jalan
|
Siang
hari
|
Panas,
menegangkan
|
Tongkat
|
40
|
Di
rumah makan pinggir jalan
|
Siang
hari
|
Membingungkan
|
Tongkat
|
41
|
Di
pinggir jalan
|
Sore
hari
|
Menjengkelkan,
menegangkan, mencekam
|
Mobil
merah, tas, cermin
|
42
|
Di
ruang makan
|
Sore
hari
|
Membahagiakan,
mengejutkan, panik
|
Kue
ulang tahun
|
43
|
Di
taman
|
Sore
hari
|
Gelisah,
membahagiakan, mengharukan
|
Bangku,
rokok
|
44
|
Di
rumah Theola
|
Siang
hari
|
Menjengkelkan,
membingungkan, menegangkan
|
Tongkat
|
45
|
Di
dalam mobil Rabel
|
Siang
hari
|
Menjengkelkan,
membingungkan, menegangkan
|
Tongkat
|
46
|
Di
rumah sakit
|
Sore
hari
|
Cemas,
gelisah, menegangkan, menyedihkan
|
Handphone,
bangku
|
47
|
Di
makam ayah angkat Rabel
|
Sore
hari
|
Menyedihkan,
mengharukan
|
Ponsel
tua
|
48
|
Di
kamar Rabel
|
Malam
hari
|
Gelisah,
menegangkan, menyedihkan
|
Botol
air mineral, botol berwarna biru terang, surat, buku tulis, kursi, meja
|
49
|
Di
rumah sakit
|
Pagi
hari
|
Gelisah,
mengejutkan, menjengkelkan, mengharukan
|
3 buah
surat dari Ralphie
|
50
|
Di
rumah sakit
|
Pagi
hari
|
Gelisah,
menegangkan
|
Kacamata
google
|
51
|
Di
kamar Rabel
|
Pagi
hari
|
Menyedihkan,
mengharukan
|
Bingkai
foto, sepucuk surat
|
52
|
Di
makam Rabel
|
Siang
hari
|
Tenang,
menyenangkan
|
Kacamata
google
|
Sudut Pandang
Novel ini menggunakan sudut padang
orang ke-3 serba tahu.
------------------------------------------------------------------------------------------------------------
UNSUR EKSTRINSIK
Alexandra Leirissa Yunadi
(Perempuan)
1. Pendidikan
Alexandra
Leirissa Yunadi merupakan seorang pelajar SMU karena cerita novel berputar pada
kehidupan pelajar SMU. Dan Alexandra juga mengetahui bagaimana selak-beluk
kehidupan anak remaja SMU pada umumnya.
2. Agama
Alexandra
Leirissa Yunadi beragama Katolik karena pada bagian akhir cerita tertera nama Romo
Robert Tarsisius pada sebuah nisan makam.
3. Hobby
a.
Alexandra
suka mendengarkan musik barat karena terdapat judul lagu-lagu barat, seperti:
Crazy in Love (Beyonce).
b.
Alexandra
suka menonton acara MTV karena di dalam cerita novel ada kalimat: video klip
Toxicity “System of Down” yang diputar di MTV.
4. Favorite
a.
Alexandra
Leirissa Yunadi sangat mengidolakan Band Peterpan karena di cerita novel terdapat
kata Peterpan yang dibuat agak berlebihan.
b.
Alexandra
sangat menyukai kue Dorayaki karena di cerita novel terdapat kata “kue
Dorayaki” yang disebutkan dalam banyak rasa.
PENUTUP
Kesimpulan
Novel genre Teenlit berjudul “Dua
Pasang Mata” karya Alexandra Leirissa Yunadi merupakan suatu novel yang patut
diacungi jempol. Banyak hal-hal yang menarik dalam cerita novel ini. Karakter
tokohnya juga tidak monoton. Bahasanya bahasa anak muda. Cerita dalam novel ini
saling berkaitan dan membuat pembacanya menjadi penasaran dengan akhir
ceritanya. Sangat bagus, menyentuh, dan berkesan. Banyak pelajaran yang bisa
diambil dari novel ini. Namun sayang kelemahannya cuma satu dimana bahasanya
masih terkesan agak kaku meskipun sudah bahasa anak muda.
Saran
·
Sebaiknya
penerbit memcantumkan minimum umur membaca novel ini
·
Sebaiknya
pembaca tidak meniru apa yang dilakukan Rebel yang bunuh diri
·
Sebaiknya
pembaca tidak melakukan apa yang dilakukan Iren yang melakukan apa saja untuk
medapatkan sesuatu
·
Sebaiknya
pengarang menambahkan cerita untuk Marva dan Adiel
KATA PENUTUP
Demikian
apresiasi sastra novel Indonesia yang berhasil kami buat. Dengan segala
kerendahan hati, kami meminta maaf jikalau ada kata-kata yang kurang benar
ataupun bahasa yang kurang baik. Semoga kita bisa mengambil sisi positif dari
apresiasi sastra novel Indonesia ini dan dapat menjadi sumber inspriasi maupun
sarana pembelajaran kita ke depan.
Akhir
kata tim penyusun ucapkan terima kasih atas kesediaannya membaca apresiasi sastra
novel Indonesia ini. Tak bosan pula, kami meminta kritik dan saran agar menjadi
cermin kami untuk ke depan yang lebih baik.